Solusi Tekan Biaya Kontainer, Ini Saran Asosiasi Logistik Jakarta, CNBC Indonesia- Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia ALFI, Trismawan Sanjaya menyebutkan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan kelangkaan kontainer dan lonjakan biaya kontainer. Trismawan menyebutkan upaya mendorong daya saing perusahaan pelayaran domestik untuk melayani pelayaran internasional bisa menekan biaya kontainer dalam negeri. Seperti apa ALFI melihat upaya untuk mengatasi kelangkaan kontainer ini? Selengkapnya simak dialog Exist In Exist dengan Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia ALFI, Trismawan Sanjaya dalam program Closing Bell, CNBC Indonesia Jum'at, 19/11/2021 Saksikan live streaming program-program CNBC Indonesia TV lainnya di sini
Diawalidengan lahirnya GAFEKSI/INFA (Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Seluruh Indonesia/Indonesian Forwarders Association) pada 25 Juli 1989 sebagai satu-satunya asosiasi yang mengembangkan industri jasa FF dan Kepabeanan di Indonesia. INFA merupakan penggabungan tiga asosiasi yang ada sebelumnya, yaitu:
Jakarta - Menteri Keuangan Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyebut Logistics Performances Index LPI Indonesia di 2023 anjlok. Dengan turunnya indeks logistik tersebut maka sudah dipastikan kalah bersaing jika dibandingkan dengan negara lain. "Logistik performance index Indonesia tahun ini kalah dibandingkan banyak negara yang justru makin maju. Jadi, kita memang perlu untuk terus memperbaiki, apakah dari sisi custom yaitu kepabeanan dan cukai apakah dari sisi infrastruktur yang dua-duanya skornya membaik," kata Sri Mulyani dalam acara The New SINSW dan agenda diskusi Let's Talk about INSW, Jumat 9/6/2023. Jokowi Gencar Bangun Infrastruktur, Kok Indeks Logistik Indonesia Masih Kalah Saing? Logistik adalah Pengadaan Barang, Ketahui Kegiatan dan Sistemnya UGM dan Universitas Le Havre Perancis Sepakat Kerja Sama Bidang Logistik dan Kemaritiman Diketahui dalam laporan indeks Kinerja Logistik yang dirilis Bank Dunia, Indonesia menempati peringkat ke-63 dari total 139 negara yang dikaji dengan skor LPI 3,0. Adapun kinerja LPI dihitung berdasarkan enam dimensi, yakni customs, infrastructure, international shipments, logistics competence and quality, timelines, dan tracking & tracing. Dari keenam dimensi tersebut, yang skornya membaik adalah customs dan infrastructure saja, maka sisa dimensi LPI lain skornya masih menurun. "Tapi dari skor yang ke-4 lainnya timelines, kemudian internasional savement, international shipments, logistics competence and quality, dan tracking & tracing. Itu keempatnya agak menurun, sehingga Indonesia kemarin skornya menurun untuk LPI di 2023," ujarnya. Oleh karena itu, Sri Mulyani berharap untuk empat dimensi penghitungan LPI tersebut bisa terus diperbaiki. Meskipun dua dimensi lainnya sudah membaik, masih perlu dilakukan perbaikan agar lebih baik lagi. "Selain yang dua yang sudah membaik, namun membaiknya mungkin perlu untuk lebih baik lagi yaitu custom yaitu bea dan cukai juga serta infrastruktur," ujar Menkeu. Kendati demikian, kata Menkeu, Indonesia sebagai negara yang sangat besar secara geografis dan juga negara kepulauan, maka dalam rangka untuk terus meningkatkan perekonomian Indonesia dari sisi daya saing kompetitifness, terutama dari sisi logistik dan distribusi bukan merupakan tantangan yang mudah. "Kita menyadari apalagi kalau kemudian dibuat skor antar negara, Indonesia akan sangat menghadapi tantangan yang sangat tidak mudah bahkan bersaing di negara-negara ASEAN, karena di lingkungan ASEAN mereka negara-negaranya relatif geografinya dan jumlah penduduknya kecil dan juga geografisnya tidak serumit Indonesia," pungkasnya.